Selasa, 21 April 2009

Sedikit tentang Prabowo Subianto

10 Fakta Tentang Prabowo Subianto

1. Lahir, Jakarta 17 Oktober 1951
2. Anak ketiga dari Begawan Ekonomi Sumitro Djojohadikusmo
3. Sepuluh tahun masa kecilnya dihabiskan di Singapura, Malasyia, Hongkong, Swis dan Inggris
4. Menamatkan sekolah menengah di London 1967
5. Lulus dari Akabri Magelang 1974
6. Mengiikuti pelatihan antiteroris di Fort Braggs, Amerika Serikat 1976
7. Mengikuti pelatihan antiteroris di Jerman Barat 1981
8. Wakil Komandan Kopasssu 1983 dan menikahi Siti Hediati, putri Soeharto pada tahun yang sama
9. Diangkat menjadi Komandan Kopassus 1995 dan Pangkostrad 1998
10. Calon Presiden dari Gerindra
Setelah Semedi di Yordania
Akhirnya, sosok yang diharap-harap, maju ke depan. Di hadapan ratusan pengurus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), pria gempal itu angkat bicara. Singkat cerita, ia menyatakan diri bergabung dan berjuang bersama Partai Gerindra, untuk pemilu mendatang. Sontak, pernyataan itu disambut teriakan-teriakan. “ Hidup Prabowo! Hidup Gerindra!!”



Ya, dia adalah Prabowo Subianto, bekas Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), yang sedang menghadiri acara syukuran lolosnya Partai Gerindra turut Pemilu, di Gunung Putri Bogor, 12 Juli yang lalu. Bersamaan dengan itu Prabowo menyatakan pengunduran dirinya dari Partai Golkar.

Sejak itu, Prabowo tak lagi ragu menegaskan dirinya maju menjadi calon presiden untuk Pemilihan Umum 2009. Padahal, sebelumnya Prabowo seperti malu-malu untuk maju ke gelanggang. Ia masih berhitung dan takut dukungan untuknya tak signifikan. “Kalau ada respons dan dukungan riil, setiap warga negara harus menanggapi sebagai panggilan tugas. Tapi kalau tak ada dukungan dan respons, saya akan realistis," ujarnya kala itu.

Bersama Gerindra, putra begawan ekonomi Prof DR Sumitro Djojohadikusumo itu, mengusung platform ekonomi kerakyatan. Klop dengan jabatannya saat ini, sebagai Ketua organisasi tani berskala nasional, yaitu Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Prabowo juga Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia. Tak heran bila dalam iklan-iklan di TV, Prabowo getol mencitrakan diri sebagai figur yang dekat dengan petani, nelayan, dan buruh di dalam negeri.

Perjalanan Prabowo

Lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951, Prabowo Subianto Djojohadikusumo, adalah putra ketiga dari pasangan Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar. Sejak bocah, Prabowo hidup dalam lingkungan pelarian sang ayah ke luar negeri, akibat berselisih paham dengan penguasa saat itu, Presiden Soekarno.

Selama kurang lebih 10 tahun, Prabowo menghabiskan masa kecilnya di Singapura, Malaysia, Hongkong, Swiss dan Inggris. Pengalaman ini membentuk karakter Prabowo menjadi anak yang mandiri, mampu menyesuaikan diri dan pekerja keras.

Sejak dini, ayahnya selalu menanamkan prinsip-prinsip semangat juang kepada Prabowo. Sumitro sengaja mengabadikan nama adiknya, Subianto, yang gugur melawan penjajah Jepang, pada nama anaknya. Sumitro berharap Prabowo kelak menjadi pejuang seperti paman-pamannya yang berdarah Banyumas, yang menurutnya mewarisi tradisi perlawanan.

Usia 16 tahun, Prabowo menamatkan sekolah menengah di London pada 1967. Sebenarnya ia diterima di tiga universitas di Amerika Serikat, yaitu Universitas Colorado, George Washington, dan Rhode Island. Tapi, ayahnya menunda Prabowo masuk kuliah karena khawatir dengan dampak psikologis akibat kuliah di usia terlalu muda.

Sang Ayah membawa Prabowo kembali ke Indonesia, agar lebih mengenal tanah airnya. Ini yang kemudian membuat pengagum Panglima Jenderal Sudirman itu, lebih memilih ke Magelang, Jawa Tengah, masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, menjadi Taruna. Disinilah episode penting karir Prabowo ditorehkan.
Prabowo menjadi lulusan Akabri terbaik pada 1974. Dua tahun kemudian, Prabowo menjadi Komandan Peleton Para Komando Group-1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) untuk ditugaskan ke Timor Timur sebagai bagian dari Tim Nanggala. Pada 1977, Prabowo menjabat Komandan Kompi Para Komando Group-1 KOPASSANDHA dengan pangkat Letnan Satu.
Tiga tahu berselang, ia ditugaskan mengikuti pelatihan antiteroris di Fort Braggs, Amerika Serikat. Pada 1981, Prabowo mengukir prestasi yang menonjol,yaitu menjadi lulusan terbaik pada pelatihan antiteroris GSG-9 di Jerman Barat. Pada tahun 1983, Prabowo menjabat Wakil Komandan Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Di tahun yang sama, Prabowo menikahi Siti Hediati Harijadi, anak Presiden Soeharto. Baru beberapa saat menikah, Prabowo kembali ditugaskan untuk sebuah operasi ke Timor Timur. Di sini Prabowo dan pasukan sempat hilang selama 12 jam karena pasukannya dijebak musuh. Nasib berpihak padanya, Prabowo berhasil selamat.

Setelah itu, berbagai prestasi kemiliteran diraih Prabowo. Pada 1995 ia dipercaya sebagai Komandan Jendral Kopassus. Pada saat itulah, Prabowo diduga mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis, yang dilakukan oleh sebuah tim yang disebut Tim Mawar. Hingga kini para korban masih belum ditemukan.

Pada 1998, Prabowo ditunjuk menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Tapi, jabatan ini tak lama dipegangnya, karena keburu meletus peristiwa Mei 1998. Peristiwa Mei banyak dipercaya sebagai sebuah skenario dari kekuatan militer, yang menurut kontroversi, melibatkan polemik internal militer, antara Prabowo dengan Panglima ABRI Wiranto.

Akibatnya Prabowo dipindah tugaskan menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Melalui sidang pertimbangan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Panglima ABRI memberhentikan Letnan Jenderal Prabowo dari dinas kemiliteran.

Dari Pasar ke Istana

Setelah dinonaktifkan dari militer, Prabowo pergi ke Yordania. Di sana ia memperoleh status kewarganegaraan setempat , dan diperlakukan dengan baik oleh Raja Yordania, temannya saat mengikuti pelatihan militer. Setelah melewati masa sulit di Yordania, Prabowo beralih menjadi pengusaha. Tiga tahun kemudian, ia kembali ke Indonesia.

Begitu pulang, November 2001, Prabowo mendirikan Nusantara Energy bersama Johan Teguh Sugianto dan Widjono Hardjanto. Seperti disebutkan dalam situs pribadinya, www.prabowosubianto.net, Nusantara Energy mengkonsolidasikan berbagai perusahaan yang tersebar di bisnis pulp, kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan komersial, dan jasa pelayanan profesional. PT Kiani Kertas, PT Kiani Lestari, dan PT Nusantara Berau Coal hanyalah tiga dari belasan anak perusahaannya. Total karyawan Nusantara Energy yang berkantor di Menara Bidakara, Jakarta Selatan, ini mencapai 10.000 pekerja dengan total asset US$ 10 miliar.

Di kancah politik, nama Prabowo kembali mencuat dalam bursa konvensi calon presiden Partai Golkar. Prabowo bahkan sudah menyiapkan konsultan media untuk mempermak penampilannya. Adalah Alex Castinallos, konsultan kampanye Partai Republik Amerika Serikat yang berhasil mendudukkan George W Bush di Gedung Putih dan konsultan media iklan TV, David Axelrod, yang dikontrak tim sukses Prabowo. Namun meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan.

Namun tim sukses Prabowo, telah menggodok strategi untuk Pemilihan Presiden 2009 nanti. “Sejak 2004 itu, tim (sukses) itu telah menyiapkan strategi,” ungkap seorang pimpinan Partai Gerindra kepada VIVAnews. Tim tersebut melakukan riset bagaimana figur seorang presiden yang diinginkan rakyat. Apa saja kebutuhan yang diinginkan oleh rakyat. Termasuk, organisasi apa saja yang harus didekati oleh Prabowo untuk melapangkan jalan menuju Istana.

Pada Musyawarah Nasional VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani pada 5 Desember 2004, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009. Ia menggantikan Siswono Yudo Husodo dengan perolehan 309 suara, mengalahkan Sekjen HKTI Agusdin Pulungan, yang hanya meraih 15 suara dan satu abstain dari total 325 suara. Belum cukup petani, dalam Rapat Pimpinan Nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) pada 25 Juni-26 Juni 2008, Prabowo terpilih sebagai ketua umum.

Sebelum memimpin APPSI, Prabowo diam-diam membantu pendirian Partai Gerindra. Inisiatif pendirian partai ini datang dari sejumlah petinggi HKTI yang tak puas dengan payungnya selama ini, Partai Golkar, dan teman-teman dekat Prabowo seperti Fadli Zon. “Awal tahun 2007 saya sudah mengajukan proposal pendirian partai petani dan nelayan. Namun saat itu belum ditanggapi,” cerita Ketua Umum Gerindra, Suhardi, pada suatu waktu di bulan September 2008 kepada VIVAnews. Saat itu Prabowo tak menanggapi dan memilih tetap aktif di Partai Golkar.

Namun mendekati verifikasi administrasi partai peserta Pemilu di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia pada pertengahan 2007, Prabowo menghubungi Suhardi menanyakan kembali perihal proposal pendirian partai itu. Prabowo setuju membantu namun meminta nama partai diubah menjadi Partai Gerakan Indonesia Raya atau disingkat Gerindra. Suhardi pun dengan semangat menggalang kekuatan untuk mempersiapkan diri dalam waktu 2 bulan menghadapi verifikasi Departemen Hukum dan HAM. Sementara Prabowo belum melepas keanggotaan Golkarnya.

Gerindra akhirnya melewati semua verifikasi, baik Departemen Hukum dan HAM atau pun Komisi Pemilihan Umum. Lalu pada 12 Juli 2008, Prabowo mengantarkan surat pengunduran diri sebagai anggota Partai Golongan Karya kepada Ketua Umumnya, Jusuf Kalla. Prabowo resmi memasuki Partai Gerindra, partai yang selama ini banyak dibantunya di belakang layar. Jalan Prabowo ke Istana semakin lempang.

Keseriusan Prabowo maju menjadi calon presiden nampak dari dana yang ia keluarkan untuk beriklan. Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Abdul Haris Bobihoe, mengungkapkan, dana Rp 1 triliun telah disiapkan untuk beriklan. Tak kurang 10 konsep iklan untuk televisi dengan durasi 30 sampai 60 detik telah dibuat dengan berbagai macam pendekatan, dibagi dalam tiga tahap. Secara garis besar, konsep iklan tahap pertama adalah perkenalan. Tahap kedua, menampilkan tokoh publik yang ada dalam keanggotaan partai. Dan tahap akhir persuasi.
“Semuanya dikonsep tim konsultan yang sama dengan 2004,” kata Haris. Jadi dipastikan tim konsultan media Prabowo masihlah Alex Castinallos dan David Axelrod, dua orang yang membuat George W Bush kembali berkuasa untuk kedua kalinya di Gedung Putih.

Bagaimana hasil kampanye media Gerindra dan Prabowo? Dengan gencar beriklan dalam 3 bulan, Gerindra berhasil menjadi partai baru paling dikenal melampaui popularitas Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang lebih tua umurnya. Dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional pada September 2008, 65,4 persen dari 400 responden mengaku mengenal Partai Gerindra. Sementara Hanura meraih 51,9 persen. Berikutnya baru menyusul Partai Demokrasi Pembaruan, dan Partai Peduli Rakyat Nasional.

Kini, nama Prabowo sudah begitu lekat di telinga rakyat, dan tentu saja, tak dapat dipandang sebelah mata sebagai kandidat calon presiden, bukan lagi sekadar ‘presidennya para petani’. Dan Prabowo pun mulai berkata, “Saya Prabowo Subianto, untuk Indonesia baru!”

sumber : http://us.bisnis.vivanews.com/news/read/37250-prabowo_subianto_1

2 komentar:

  1. Keren,Prabowo gabung sama om bakri ya

    BalasHapus
  2. negarawan yang adil jujur dan tegas... memaafkan siapa saja yang menyakitinya... Prabowo Subianto

    BalasHapus